This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 07 Desember 2012

DOWNLOAD FILM GRATIS FILM WARKOP DKI KOLEKSI (1979-1994)

FILM WARKOP DKI KOLEKSI (1979-1994)

Tanggal Rilis :1979
Jenis Film :Comedy
Diperankan Oleh :Dono, Kasino, Indro

Ringkasan Cerita FILM WARKOP DKI KOLEKSI (1979-1994) :

01. Mana Tahaaan… (1979)

02. Gengsi Dong (1980)


03. Pintar Pintar Bodoh (1980)


04. GeEr – Gede Rasa (1980)


05. Manusia 6.000.000 Dollar (1981)


07. Setan Kredit (1981)


08. Dongkrak Antik (1982)
09. Chips (1982)
10. Maju Kena Mundur Kena (1983)
11. Pokoknya Beres (1983)
12. Itu Bisa Diatur (1984)
13. Tahu Diri Dong (1984)
14. Kesempatan Dalam Kesempitan (1985)


15. Gantian Dong (1985)


16. Atas Boleh Bawah Boleh (1986)


18. Depan Bisa Belakang Bisa (1987)

20. Saya Suka Kamu Punya (1987)
Downloads Movies Part 1
Downloads Movies Part 2 


21. Jodoh Boleh Diatur (1988)
22. Malu-Malu Mau (1988)
23. Godain Kita Dong (1989)
Downloads Movies 

24. Sabar Dulu Doong…! (1989)
25. Mana Bisa Tahan (1990)
26. Sudah Pasti Tahan (1991)
27. Bisa Naik Bisa Turun (1991)
29. Masuk Kena Keluar Kena (1992)
30. Salah Masuk (1992)
32. Bagi-Bagi Dong (1993)
33. Saya Duluan Dong (1994)

34. Pencet Sana Pencet Sini (1994)

* Join filenya dg hjsplit, caranya baca tutorial di panduan

sumber asli artikel dan link download di : http://isidunia.blogspot.com/2011/10/download-film-gratis-film-warkop-dki.html

Hal-hal Yang Bisa Dipelajari Dari Film-Film Warkop DKI



Jangan kamu kira film Warkop DKI cuma sekedar menjajakan perempuan seksi dan komedi slapstik. Kalau kamu dengan jeli melihat becandaan yang dipaparkan di film-film mereka dan mengkorelasikan dengan kondisi sosial budaya Indonesia saat itu (dan sekarang mungkin) tawa terbahak-bahak kamu bisa jadi berubah jadi meringis garing karena miris dan tersindir. Bwoelah serius amat yak intronya. Hahaha. Yah pokoknya kita akan sajikan hal-hal menarik yang bisa kamu pelajari dari pelem Warkop DKI. Menarik menurut kita loh ya. Kalau menurut kamu gak, yaudah santai aja.

1. Kalau Mau Dapet Cewek (Paling Gak) Harus Punya Mobil.

Ini berdasarkan film Gengsi Doong (1981). Sarwani (Kasino), Paijo (Indro) dan Slamet (Dono) harus mati-matian menunjukan siapa yang paling tajir diantara mereka bertiga di kampus untuk menarik perhatian Rita (Camelia Malik). Paijo yang emang udah tajir paling sering lah dapet akses ke si Rita. Nah sementara Sarwani yang anak pemilik bengkel, mesti belagak dengan bawa mobil ganti-ganti tiap hari, padahal mobil orang. Slamet gak mau kalah dengan minta duit sama bapaknya yang petani tembakau di daerah. Hasilnya siapa yang menang? Si Rita milih cowo lain yang naik pesawat terbang alias pilot. Hmmm. Menyedihkan.
Scene paling diingat : Waktu Kasino bacain iklan jualan mobil di koran. Berapa kali pun kamu nonton akan selalu ngakak di bagian ini.

2. Cara Memaki

Dongkrak Antik (1982) barangkali adalah sebagai tonggak kosakata makian terbaru di era tahun 1982. Dari cuma sekedar ‘Bajingan!, Bedebah!, Biadab!’ menjadi ‘Dasar Monyet Bau, Kadal Bintit, Kecoak Bunting, Muka Gepeng, Babi Ngepet, Dinosaurus, Brontosaurus, CIH!’. Siapa lagi kalau bukan Kasino ya kaaan. Film ini tentang Dono, Kasino dan Indro yang bekerja sebagai pelayan hotel bersama Mat Solar juga. Cewenya siapa ya? Mariam Belina kayaknya.
Scene paling diingat : Waktu Dono disuruh membeli tiket kereta oleh tamu hotel.

3. Yang Baju Merah Jangan Sampai Lolos

Film yang mana tebak? Pintar Pintar Bodoh (1980). Ini pilem Warkop paling kocak sih menurut MBDC. Kenapa? Ya soalnya kita suka sama pelem detektif. Gitu aja sih. Eh, terus apa yang bisa dipelajari? Ya itu…macam-macam cara ngasih kode. Mungkin bisa dengan sok-sok nyanyi gitu.
Scene paling diingat : Nyanyian kodeeeee, nyanyian kodeeeeee *ngasih mic ke penonton* oh dan Dono yang bergaya Jon Travolta.

4. Bikin Pertunjukan Amal

Sama Juga Bohong (1986) adalah salah satu film warkop yang paling beda diantara film mereka yang lain. Karena hampir tidak ada paha cewek yang berkeliaran selama film ini. Tentang Dono, Kasino dan Indro yang membuat robot untuk dipertunjukan di acara amal demi membantu membangun rumah yatim piatu yang hampir ambruk. Tuh, Dono Kasino Indro aja bikin robot buat acara amal. Kamu udah ngapain? Nge-RT tweet ‘amal’ temen kamu? Nge-like status ‘amal’ temen kamu di Facebook? Cih.
Scene paling diingat : Nia Zulkarnaen lagi cakep-cakepnya di film ini.
Apalagi ya? Ada lagi gak?


Copyright Malesbanget.com 2011 
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

Daftar 34 Film Warkop DKI


Berikut ini Daftar Film Warkop DKI:
  1. Mana Tahaaan… (1979) bersama Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi
  2. Gengsi Dong (1980) bersama Camelia Malik, Zainal Abidin dan M. Pandji Anom
  3. Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi, Dorman Borisman dan Dana Christina
  4. GeEr – Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa dan Itje Trisnawati
  5. Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz, Eddy Gombloh dan Dorman Borisman
  6. IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Alicia Djohar
  7. Setan Kredit (1981) bersama Minati Atmanegara, Nasir dan Alicia Djohar
  8. Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar dan Pietrajaya Burnama
  9. Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan Chintami Atmanegara
  10. Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us
  11. Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us dan Nourma Yunita
  12. Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka dan Aminah Cendrakasih
  13. Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Aminah Cendrakasih, Wieke Widowati dan Us Us.
  14. Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Leily Sagita, Lia Warokka, Lina Budiarti, Kaharuddin Syah dan Fanny Bauty.
  15. Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, Chintami Atmanegara, Leily Sagita, Wieke Widowati dan Advent Bangun
  16. Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami dan Wolly Sutinah
  17. Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara
  18. Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik
  19. Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina, Susy Bolle dan Timbul
  20. Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok dan Didik Mangkuprojo
  21. Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman, Yurike Prastika, Ira Wibowo dan Nia Zulkarnaen
  22. Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin, Kiki Fatmala dan Sherly Malinton
  23. Godain Kita Dong (1989) bersama Lisa Patsy, Ida Kusumah dan Tarsan
  24. Sabar Dulu Doong…! (1989) bersama Anna Shirley, Pak Tile dan Eva Arnaz
  25. Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin, Zainal Abidin dan Sally Marcellina
  26. Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin, Sherly Malinton dan Sally Marcellina
  27. Bisa Naik Bisa Turun (1991) bersama Kiki Fatmala, Fritz G. Schadt dan Sally Marcellina
  28. Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fortunella dan Hengky Solaiman
  29. Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella dan Sally Marcellina
  30. Salah Masuk (1992) bersama Gitty Srinita, Tarida Gloria dan Angel Ibrahim
  31. Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari
  32. Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati
  33. Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita dan HIM Damsyik
  34. Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina, Pak Tile dan Taffana Dewi


    Sumber asli artikel : http://www.donokasinoindro.com/daftar-film-warkop-dki

Kamis, 19 Juli 2012

Otobiografi Warkop DKI

Warkop legenda grup komedi asal Indonesia, dari kecil mungkin film warkop sudah makanan saya. Kayanya ngga ada film Warkop yang terlewat. Masih ingat waktu kecil pergi ke bioskop 21 nonton warkop dengan keluarga. Saat itu film-film Indonesia sangat laris di bioskop salah satunya film Warkop. Berikut ini artikel yang saya ambil dari wikipedia tentang WARKOP DKI dan saya tambahkan beberapa gambar biar lebih menarik, selamat membaca.
Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (nama asli Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila Jakarta. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.

Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal), Paijo (Purbalingga), Ubai (Ansori). Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa), Sanwani (Betawi) dan Buyung (Minang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak) sedangkan Dono sendiri hanya berperan sebagai Slamet (Jawa).

Sejarah Terbentuknya WARKOP DKI
Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.
Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Untuk hal itu, Rudy mengaku "Pernah sekali saya coba di panggung TIM, saya menyadari bahwa saya tidak mampu. Setelah itu ya nggak usah saja,"
Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.
Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan (kalau sekarang prom nite) SMP IX yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personil gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa di tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp20.000. Uang itu dirasakan para personil Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk menraktir makan teman-teman mereka.
Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali lumayan. Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Pancaran Sinar Petromaks), yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personil mendapat no pek go ceng (Rp 250.000).
Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktek upeti itu.
Dari semua personil Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.

Film Warkop
Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personil Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena hampir tiap tahun mereka membintangi satu film di dekade 1980-an. Malah beberapa tahun ada dua film Warkop sekaligus.
Dalam era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun lantas memulai serial televisi sendiri. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama walaupun Kasino tutup usia di tahun 1997. Setelah Dono juga meninggal di tahun 2001, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal tahun 1983 karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta.

Kreatifitas
Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka. Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personil Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).

Filmografi
Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.

  • Mana Tahaaan... (1979) bersama Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi, Kusno Sudjarwadi
  • Gengsi Dong (1980) bersama Camelia Malik
  • Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi, Dorman Borisman, dan Dana Christina
  • GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa, dan Itje Trisnawati
  • Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz dan Dorman Borisman
  • IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Alicia Djohar
  • Setan Kredit (1981) bersama Minati Atmanegara dan Alicia Djohar
  • Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar, dan Pietrajaya Burnama
  • Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan Chintami Atmanegara
  • Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us
  • Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us, dan Nourma Yunita
  • Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, dan Aminah Cendrakasih
  • Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Aminah Cendrakasih, Wieke Widowati dan Us Us.
  • Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Leily Sagita, Lia Warokka, Lina Budiarti, Kaharuddin Syah, dan Fanny Bauty.
  • Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, Chintami Atmanegara, Leily Sagita, Wieke Widowati, dan Advent Bangun
  • Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami, dan Wolly Sutinah
  • Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara
  • Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik
  • Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina dan Timbul
  • Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok
  • Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman, Yurike Prastika, Ira Wibowo, dan Nia Zulkarnaen
  • Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin dan Sherly Malinton
  • Godain Kita Dong (1989) bersama Liza Patzy, Ida Kusumah dan Tarsan
  • Sabar Dulu Doong...! (1989) bersama Anna Shirley dan Eva Arnaz
  • Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina
  • Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina
  • Bisa Naik Bisa Turun (1991) bersama Kiki Fatmala dan Sally Marcellina
  • Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fotunella, Hengky Solaiman
  • Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella dan Sally Marcellina
  • Salah Masuk (1992) bersama Gitty Srinita dan Angel Ibrahim
  • Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari
  • Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati
  • Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita, dan HIM Damsyik
  • Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina dan Taffana Dewi

sumber : wikipedia.org & disadur dari : www.ripiu.com